M10 Ketahanan Nasional Dalam Aspek Ekonomi
Ketahanan
Nasional Dalam Aspek Ekonomi

Nama
: Faiz Sulaiman Baswedan
NPM : 32118426
Kelas : 2DB02
DIPLOMA
3 MANAJEMEN INFORMATIKA
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
- Rumusan Masalah
·
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
ketahanan nasional di bidang ekonomi?
·
Apa dampak dari pengaruh
ketahanan nasional di bidang ekonomi?
·
Apa solusi yang
dapat menjadikan Negara Indonesia memiliki ketahanan nasional dalam bidang
ekonomi?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengaruh Ketahanan
Nasional di Bidang Ekonomi
Ketahanan Nasional Merupakan
kondisi dinamika Negara yang meliputi seluruh aspek dalam kehidupan Nasional
yang berintegrasi. Ketahanan Nasional memiliki banyak kemampuan dalam
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala masalah
dan ancaman- ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari luar dan secara
langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan hidup
perekonomian bangsa dan negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD
1945. Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi kehidupan perekonomian
bangsa, yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan
dinamis serta kemampuan menciptakan kemandirian ekonomi nasional dengan daya
saing tinggi dan mewujudkan kemakmuran rakyat yang adil dan merata. Dengan
demikian, pembangunan ekonomi diarahkan kepada mantapnya ketahanan ekonomi
melalui terciptanya iklim usaha yang sehat serta pemanfaatan ilmu pengetahuan
dan teknologi, tersedianya barang dan jasa, terpeliharanya fungsi lingkungan
hidup serta meningkatkan daya saing dalam lingkup persaingan global.
Salah satu bentuk ketahanan
nasional adalah ketahanan dalam bidang ekonomi. Ketahanan Nasional dalam bidang
Ekonomi dapat dilihat dari kondisi kehidupan perekonomian bangsa yang dimana
dalam bangsa tersebut dapat memelihara kemandirian Ekonomi Nasional.
Perekonomian adalah salah satu
aspek kehidupan nasional yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan bagi
masyarakat, meliputi produksi, distribusi serta konsumsi barang dan jasa.
Usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara individu maupun
kelompok serta cara-cara yang dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat untuk
memenuhi kebutuhan. Sistem perekonomian yang dianut oleh suatu negara akan
member corak dan warna terhadap kehidupan perekonomian dari negara itu. Sistem
perekonomian liberal dengan orientasi pasar secara murni akan sangat peka
terhadap pengaruh yang datang dari luar. Disisi lain, system perekonomian
sosialis dengan sifat perencanaan dan pengendalian penuh oleh pemerintah,
kurang peka terhadap pengaruh dari luar. Kini tidak ada lagi sistem
perekonomian liberal murni dan sistem perekonomian sosialis murni karena
keduanya sudah saling dilengkapi dengan beberapa modifikasi didalamnya.
Sistem perekonomian yang dianut
oleh bangsa Indonesia mengacu kepada pasal 33 UUD 1945. Didalamnya menjelaskan
bahwa sistem perekonomian adalah usaha bersama berarti setiap warga negara
mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam menjalankan roda perekonomian
dengan tujuan untuk mensejahterakan bangsa. Dengan demikian, perekonomian tidak
hanya dijalankan oleh pemerintah yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan
badan-badan usaha negara, namun masyarakat dapat turut serta dalam kegiatan
perekonomian dalam bentuk usaha-usaha swasta yang sangat luas bidang usahanya.
Koperasi adalah salah satu bentuk usaha yang mungkin untuk dikembangkan yaitu
suatu bentuk usaha yang dilaksanakan atas dasar kekeluargaan. Di dalam
perekonomian Indonesia tidak dikenal adanya usaha monopoli dan monopsoni baik
yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Secara makro sistem perekonomian
Indonesia dengan menggunakan terminologi nasional dapat disebut sebagai sistem
perekonomian kerakyatan. Merujuk pasal 33 UUD 1945 maka kemakmuran yang dituju
adalah kemakmuran rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk mereka yang ada di
pulau terpencil dan puncak-puncak gunung melalui pemanfaatana sumber kekayaan
alam yang ada. Era globalisasi menuntut negara untuk senantiasa mewaspadai dan
tidak mungkin menutup diri dari perkembangan dan perubahan sistem ekonomi yang
mengglobal. Oleh karena itu, negara harus mampu mengintegrasi ekonomi nasional
dengan ekonomi global secara adaptif dan dinamis sehingga diperoleh hasil
optimal bagi kepentingan nasional dan tujuan nasional.
Upaya untuk memenuhi kebutuhan
hidup meliputi kegiatan produksi barang dan jasa serta mendistribusikannya
kepada konsumen atau pemakai.
Kegiatan produksi dalam
perekonomian melibatkan faktor-faktor produksi berupa:
- Tenaga kerja
- Modal
- Teknologi
- Sumber daya alam
- Manajemen
Pengelolaan dan pengembangan
ekonomi Indonesia didasarkan pada pasal 33 UUD 1945 sebagai berikut :
- Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan atas azas kekeluargaan
- Cabang-cabang produksi yang penting bagai
Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
- Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat
- Perekonomian nasional diselenggarakan
berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
- Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan
pasal ini diatur dalam undang-undang.
Peranan Negara dalam sistem
ekonomi kerakyatan sesuai dengan pasal 33 lebih ditekankan bagi segi penataan
kelembagaan melalui pembuatan peraturan perundang-undangan. Penataan itu baik
menyangkut cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak,
maupun sehubungan dengan pemanfaatan bumi, air, dan segala kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya. Tujuannya adalah untuk menjamin agar kemakmuran
masyarakat senantiasa lebih diutamakan daripada kemakmuran orang seorang, dan
agar tampuk produksi tidak jatuh ke tangan orang seorang yang memungkinkan
ditindasnya rakyat banyak oleh segelintir orang yang berkuasa.
Ketahanan di Bidang Ekonomi Ketahanan ekonomi nasional merupakan suatu konsep
yang berkaitan dengan banyak dimensi. Dimensi-dimensi itu meliputi :
- Stabilitas ekonomi
- Tingkat integritas ekonomi
- Ketahanan system ekonomi terhadap goncangan
dari luar system ekonomi
- Margin of savety dari garis kemiskinan dan
tingkat pertumbuhan ekonomi
- Keunggulan kompetitif produk-produk ekonomi
nasional
- Kemantapan ekonomi dari segi besarnya ekonomi
nasional
- Tingkat integritas ekonomi nasional dengan
ekonomi global
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Ketahanan di Bidang Ekonomi
Negara berkembang seperti Indonesia dalam pengelolaan factor produksi menjadi
barang dan jasa mempunyai ciri sebagai berikut:
- Bumi dan sumber alam
Belum ada kemampuan sepenuhnya
untuk memanfaatkan kekayaan alam, yaitu karena, kurang modal, belum memiliki
keterampilan teknologi yang memadai dan tingkat manajemen yang belum memenuhi
harapan.
Bencana alam seperti banjir dan
musim kering yang hanya dikuasai dengan pengendalian sungai dan banjir.
Struktur ekonomi agraris merupakan
tekanan berat atas areal tanah dan lingkungan dengan konsekuensi social yang
amat luas.
Negara yang tidak mempunyai
kekayaan alam sangat tergantung kepada impor bahan baku yang banyak memerlukan
devisa sehingga perkembangan industrinya lamban.
2.
Tenaga kerja
Pertambahan penduduk yang cepat
bisa menguntungkan, karena persediaan tenaga kerja yang cukup, namun harus
disertai dengan peningkatan keterampilan teknologis dan perluasan kesempatan
kerja. Apabila kebijaksanaan ini ditempuh maka akan menimbulkan pengangguran
kelihatan atau tak kelihatan. Untuk jangka panjang perlu ditempuh
penanggulangan sebagai berikut:
·
Peningkatan keterampilan
teknologi
·
Transmigrasi
·
Keluarga berencana
·
Distribusi penduduk secara
ekonomi geografis yang dipadukan dengan masalah keamanan nasional.
3.
Faktor modal
Modal dapat diperoleh dari
tabungan, pajak, reinvestasi perusahaan, pendapatan ekspor dan modal asing.
Negara berkembang menghadapi kekurangan modal dan pemupukan modal dalam negeri
terbatas, misalnya disebabkan:
·
Pendapatan masyarakat rendah,
sehingga tidak memungkinkan adanya tabungan.
·
Dasar tarif pajak dan aparatur
pemungutan pajak masih terbatas.
·
Kemampuan investasi modal
perusahaan masih kurang
Untuk mengurangi masalah ekonomi
dalam bidang modal perlu ditempuh strategi pembangunan yang bertujuan:
·
Memberikan pendidikan
keterampilan secara masal dan terarah.
·
Industrialisasi untuk perluasan
lapangan pekerjaan
·
Peningkatan produksi barang dan
jasa untuk konsumsi dalam negeri dan untuk ekspor barang setengah jadi dan
barang jadi.
·
Pembinaan permodalan bagi
pengusaha golongan ekonomi lemah.
2.
Dampak dari
Pengaruh Ketahanan Nasional di Bidang Ekonomi
Salah satu dampak dari pengaruh
ketahanan nasional dalam bidang ekonomi adalah Kenaikan harga BBM. Kenaikan
harga BBM banyak membuat masyarakat semakin merasa resah atas keputusan
tersebut. Mengapa demikian ? hal ini disebabkan akan berpengaruhnya harga-
harga pada kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya. Seperti kenaikan
transportasi, makanan, dsb yang menyebabkan semakin banyaknya uang yang harus
dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari. Secara tidak langsung untuk
pendidikan pun menjadi nomer 2, karena mereka lebih memikirkan bagaimana
menjalani kehidupan mereka sehari-harinya. Bila pendidikan tidak begitu
diperlukan maka ketahanan nasional pun tidak menjadi kuat. Kekuatan suatu
bangsa adalah memiliki generasi- generasi penerus pandai, memiliki kemampuan
untuk ketahanan negaranya sendiri.
·
Contoh kasus
KORUPSI
DI INDONESIA
Berapa banyak dana rakyat yang
amblas dikunyah para koruptor – Ternyata nyaris tak terhingga. Catatan
Indonesia Corruption Watch (ICW) menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2010 ada 23
korupsi yang ditangani oleh KPK dengan kerugian yang ditimbulkannya
mencapai Rp.619,13 miliar. Kasus di tahun 2009 juga 23 kasus,
kerugian baru mencapai Rp.470, miliar saja.
Itu baru angka-angka yang diambil
dari kasus yang ditangani oleh KPK. Apalagi kasus yang ditangani oleh KPK
adalah kasus diatas kerugian Negara 1 miliar rupiah. Tentu angka ini akan
menjadi jauh lebih ?meraksasa? mana kala dihitung pula korupsi yang dilakukan
oleh para pejabat, menteri, gubernur, walikota, bupati, anggota-anggota DPR dan
DPRD, korupsi di lingkungan BUMN, BUMD dan lain-lain.
Diduga, sebagaimana disebutkan
sebagai hasil perhitungan Bank Dunia, potensi kerugian yang timbul dari korupsi
sekitar Rp.150 triliun. Toh prakiraan ini tak bisa dibilang tepat
benar. Apalagi karakteristik dari pada perbuatan korupsi dapat menjadi sumber
kejahatan lain, dan secara potensial dapat merugikan berbagai dimensi.
Korupsi secara internasional
misalnya, dalam jumlah yang sangat besar akan dapat menimbulkan ancaman
terhadap stabilitas dan keamanan masyarakat. Bahkan dapat merusak lembaga dan
nilai-nilai demokrasi, nilai-nilai etika dan keadilan. Bukankah biaya
pemenangan pemilu pada tingkatannya masing-masing yang dihitung
bermiliar-miliar rupiah sesungguhnya sudah dapat dinilai bertentangan
demokrasi, etika dan keadilan. Organisasi Peserta Pemilu (OPP) yang memperoleh
banyak dana, potensial akan menang.
Meskipun ternyata hasilnya tidak
selalu demikian. Bagaimanapun, dengan demikian pemenangan dan kemenangan yang
diperoleh, sesungguhnya tidak demokratis sama sekali. Dalam salah satu
kesempatan, Busyro Muqoddas, Ketua KPK sekarang, menyatakan bahwa banyak
kerugian akibat tindakan suap. Apalagi oleh suap yang dilakukan pihak asing
dalam transaksi bisnis internasional. Tindakan ini dapat merusak good corporate
governance, menimbulkan biaya pembangunan yang tinggi, hasil pembangunan
fasilitas public menjadi dibawah standar sehingga membahayakan masyarakat dan
merugikan keuangan negara.
Kasus dimana banyak bangunan yang
ambruk segera setelah diresmikan, pintu gapura PTIK di Semarang yang tumbang
dan contoh-contoh kasus lainnya. Juga membahayakan ketahanan politik, ekonomi
dan sosial budaya, karena adanya intervensi asing – melalui korporasi asing –
terhadap eksistensi dan kedaulatan negara. Bahkan bahaya suap secara makro dan
berkelanjutan adalah kemiskinan yang semakin merajalela, kepercayaan terhadap
pemerintah yang semakin menurun, yang bisa memunculkan gerakan separatis.
AKIBAT
KORUPSI BAGI KETAHANAN EKONOMI DI INDONESIA
·
Kesejahteraan
Masyarakat
Dengan terhambatnya pertumbuhan
ekonomi sebagai akibat dari korupsi yang terjadi maka imbas yang sangat
terlihat di permukaan ialah menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat. Maka
benar saja jika selama ini kita sering mendengar bahwa korupsi memiskinkan
bangsa, korupsi memfakirkan masyarakat, sebab terhambatnya pertumbuhan ekonomi
akibat korupsi membuat sistem ekonomi Indonesia tidak lagi beraktifitas dalam
kondisi normal. Ketidak normalan kondisi ini terjadi akibat resources yang
dibutuhkan oleh perekonomian Indonesia menjadi tidak terpenuhi lagi karena
korupsi telah mengambil resources yang seharusnya digunakan untuk kepentingan
produksi tersebut menjadi untuk penggunaan bagi kepentingan pribadi-pribadi
yang tamak dan egois dengan korupsi bagi uang rakyat. Berkurangnya resources
dalam sistem produksi perekonomian Indonesia pada akhirnya akan membuat jumlah
kapasitas produksi yang dihasilkan menjadi menurun, dan apabila supply barang
lebih rendah dari demand maka yang terjadi ialah kelangkaan dan pemerintah pada
akhirnya akan melakukan impor sebagai jalan keluar. Tetapi langkah yang
dilakukan ini pada dasarnya tetap mengakibatkan harga dari barang-barang
mengalami kenaikan. Sehingga wajar saja jika rakyat Indonesia saat ini sudah
tak lagi bisa hidup dengan layak bahkan bisa sepenuhnya hidup dengan pendapatan
yang tak lebih dari Rp 500.000 perbulan sesuai dengan standar yang ditetapkan
oleh World Bank.
·
Utang Negara
Maraknya korupsi yang terjadi
yang membuat situasi hidup masyarakat Indonesia mengalami kesulitan hidup, mau
tidak mau membuat negara dalam hal ini yang memang bertugas untuk menjadi
pengayom dan pelindung bagi seluruh warganya untuk bisa hidup layak dan
berkecukupan memiliki tanggung jawab yang amat besar. tanggung jawab yang amat
besar ini mengharuskan negara melakukan hampir segala cara untuk bisa tetap
menjalan seluruh kehidupan bernegara baik dari hal besar hingga hal kecil,
semuanya perlu dilakukan. Korupsi sesungguhnya telah membuat negara harus
berpikir keras untuk menemukan cara agar masyarakatnya bisa tetap sejahtera dan
mampu bertahan hidup, hingga banyak cara dilakukan yang antara lain salah
satunya dengan berhutang. Negara Indonesia berhutang selama ini sesungguhnya
hampir mayoritas keseluruhan hutang itu digunakan untuk bisa menjalankan
kehidupan bernegara ini agar bisa terus eksis. Hutang ini dialokasikan untuk
menutupi deficit anggaran dari anggaran belanja negara, sebab negara tidak
memiliki banyak pilihan untuk bisa tetap menjalankan pembangunannya walaupun
modal yang dimiliki negara ini jauh dari batas yang dianggap cukup. Kurang
berdayanya kemampuan financial ini pada akhirnya membuat negara terus menambah
hutang sehingga hutang Indonesia tidak lagi dalam batas kemampuan membayar
negara ini, ditambah lagi tindak korupsi bukannya semakin berkurang justru
makin bertambah saja. Mungkin sudah saatnya agar bangsa ini untuk kembali
bercermin tentang apa saja pencapaian yang selama ini telah dicapai terutama
dalam hal pemberantasan korupsi yang sudah sangat akut dan berbahaya.
3.
Solusi Indonesia
untuk Ketahanan Nasional di Bidang Ekonomi
Selain mengelola ketahanan
ekonomi yang ada saat ini, Indonesia juga harus dapat memberdayakan potensi
ketahanan ekonomi belum dimaksimalkan. Kedua hal ini penting dalam menghadapi
tantangan perekonomian global yang semakin kompleks.
Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Purwanto menyatakan, upaya memperkuat
ketahanan ekonomi bukanlah hal yang mudah karena kompleksitas permasalahan
dalam perekonomian yang bersifat dinamis. Penguatan ketahanan ekonomi tidak
terbatas pada pencapaian stabilitas indikator makroekonomi, tetapi juga
meliputi aspek-aspek yang membentuk perekonomian nasional yang tangguh.
Ketahanan ekonomi, menunjukkan kemampuan perekonomian nasional untuk tumbuh secara
mandiri dan berkualitas di tengah ketidakpastian perekonomian global.
Melalui penelitian bertajuk
Meningkatkan Ketahanan Ekonomi Nasional dalam Menghadapi Tantangan Krisis
Global, Purwanto dan timnya pun mengajukan empat solusi ketahanan ekonomi.
Solusi tersebut terbagi ke dalam lingkup kelembagaan ekonomi domestik,
investasi dan perdagangan, peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan
ketenagakerjaan, serta kewirausahaan.
Penguatan kelembagaan ekonomi
domestik dapat dilakukan dengan mempertegas pelaksanaan aturan formal dan
pelaksanaan aturan non-formal yang berlaku secara spesifik di masing-masing
daerah. Kemudian, peningkatan daya saing ekonomi dan iklim investasi yang
kondusif harus dilakukan melalui implementasi pembangunan soft dan hard
infrastructures yang disesuaikan dengan kebutuhan investasi di setiap wilayah.
Di sisi lain, integrasi
pembangunan sektor industri dengan sektor pertanian dalam agricultural based
industries akan dapat menciptakan nilai tambah dan lapangan kerja. Integrasi
ini diselaraskan dengan konsep koridor pembangunan dalam Master Plan Percepatan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) untuk mendukung pembangunan ekonomi
nasional.
Dalam kebijakan ketenagakerjaan
dan sumber daya manusia (SDM), diperlukan adanya koordinasi intensif
antarlembaga pemerintah, pengusaha, dan swasta untuk mnewujudkan grand design
yang lebih komprehensif untuk menanggulangi persoalan ketenagakerjaan.
Selain itu, perlu ada sentuhan
kebijakan pemerintah yang bisa menjembatani pembentukan para wirausahawan yang
handal bagi penciptaan lapangan kerja baru di sektor riil.
Komentar
Posting Komentar